Tercium Radius 2-3 Km , Warga Keluhkan Bau Menyengat Kolam Tinja









Warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat, Bandar Lampung, masih mengeluhkan aroma tak sedap dari TPA tersebut.

Bau menyengat khususnya berasal dari kolam tinja yang kondisinya sudah tidak cukup menampung limbah tinja.
Berais, warga RT 1, Lingkungan I, Kelurahan Bakung, mengungkapkan, aroma tak sedap terasa pada sore hari.

"Siang begini nggak bau. Tapi sore nanti, pas angin (berembus) dari atas (TPA Bakung) ke sini, baunya pasti terasa," tuturnya, di kediamannya, Senin (30/7/2018).
Berais yang rumahnya berjarak sekitar satu kilometer dari TPA tersebut menjelaskan, warga sudah cukup lama merasakan bau tak sedap dari TPA, khususnya dari kolam tinja.


"Sudah lama kondisi seperti ini. Biasanya, bau menguap sampai ke permukiman warga mulai jam 4 (16.00 WIB) sore sampai malam," katanya.
Perusahaan Daerah Kebersihan Bandar Lampung mengakui kesulitan menangani masalah kolam tinja di TPA Bakung yang menimbulkan bau menyengat hingga dikeluhkan warga.


Direktur PD Kebersihan Bandar Lampung Zainul Bahri menyatakan, pihaknya belum bisa mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah kolam tinja.
"Sampai sekarang, kami belum bisa mengambil tindakan konkret. Kami masih menunggu anggaran dari pemerintah. Kalau anggaran sudah ada, pasti kami lebarkan kolamnya supaya lebih besar dan memadai," jelas Zainul, Minggu (29/7/2018).

Solusi yang bisa diambil perusahaan saat ini, menurut Zainul, adalah menaburkan kaporit ke kolam penampungan tinja untuk menghilangkan bau tidak seda"Solusi saat ini, kami atasi dengan menabur kaporit. Kalau tahun depan (2019) anggaran ada, maka (kolam tinja) akan kami lebarkan dan kami buat lebih aman," imbuhnya.

Terkait langkah darurat PD Kebersihan, Berais mengakui bau menyengat dari TPA Bakung saat ini tak seberapa dibandingkan sebelumnya"Dulu, bisa dibilang menyengat sekali baunya. Lalat-lalat banyak sekali bertebaran di lingkungan rumah warga.

Tapi sekarang, sudah agak mendingan," ujarnyaAnggota DPRD Bandar Lampung Fandi Tjandra mengaku sering menerima keluhan warga sekitar terkait bau tak sedap dari TPA Bakung. Ia mengungkapkan, aroma menyengat bisa tercium dari radius 2-3 km.

"Anggota DPRD sudah sering menerima keluhan warga. Makanya, kami minta ada solusi tepat untuk mengatasinya," kata Fandi, Minggu (29/7/2018).Ia menjelaskan, volume sampah di Bandar Lampung mencapai 700-800 ton per hari.


Sementara luas TPA Bakung yang sekitar 14 hektare, menurut dia, tidak mampu lagi menampung sampah warga Bandar Lampung.

Terkait penggunaan kaporit oleh PD Kebersihan, Fandi pun menilai langkah itu bukan solusi konkret.
"Tidak masalah. Tapi, itu koan solusi instan, bukan yang konkret dan permanen. Kami menginginkan solusi yang benar-benar komprehensif," tandasnya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Bakung Setiawan Batin mengakui kondisi Kolam Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) saat ini tidak memadai. Termasuk, areal TPA Bakung yang tidak ideal lagi menampung sampah warga Bandar Lampung.


"Dulu, perencanaan awal oleh konsultan, disiapkan hanya untuk 15 meter kubik per hari. Sementara di Bandar Lampung, dalam sehari kadang sampai 70 meter kubik. Makanya luber karena tidak tertampung," ujarnya di ruang kerjanya, Senin (30/7/2018).


Adapun armada mobil penyedot tinja, menurut Batin, ada sekitar 10-12 unit. Dari jumlah tersebut, ungkap dia, armada dari pemerintah, dalam hal ini PD Kebersihan hanya satu unit.
"Mobil penyedot tinja yang beroperasi saat ini lebih banyak dari swasta," kata Batin.

"Sebenarnya untuk armada, masih bisa meng-cover di kota. Sistemnya kan on call(berdasarkan panggilan atau order). Siapa pengen sedot, armada bergerak," sambungnya.

No comments: